Praktik membuat konten secara otomatis menggunakan program atau kode
Pernahkah Anda mengalami saat mencari artikel di Google dan menemukan daftar artikel yang muncul, namun saat dibuka ternyata tidak tersedia? Hal itu bisa jadi hasil dari taktik yang dikenal sebagai Auto Generated Content (AGC).
Auto Generated Content, atau disebut juga sebagai Search Result in Search Result, Scraped Content, adalah strategi yang digunakan untuk menipu Googlebot dalam mengindeks suatu situs. Dengan menggunakan AGC, situs dapat menampilkan judul artikel yang relevan dengan kata kunci yang dimaksud di hasil pencarian, namun saat artikel dibuka kontennya tidak ada.
Tujuan utama dari penggunaan teknik AGC ini adalah untuk meningkatkan jumlah trafik organik situs. Semakin tinggi trafik organik, semakin baik pula otorisasi situs tersebut. Oleh karena itu, penting untuk selalu waspada terhadap situs yang menggunakan taktik AGC dalam upaya mendapatkan trafik organik yang tinggi.
Seperti yang saya kutip langsung dari laman resmi Google, Konten yang Dibuat Secara Otomatis, menjelaskan bahwa Konten yang dibuat secara otomatis atau "auto-generated" adalah konten yang telah dihasilkan secara programatik. Seringkali konten ini terdiri dari paragraf-paragraf teks acak yang tidak masuk akal bagi pembaca tetapi mungkin mengandung kata kunci pencarian. Beberapa contoh konten yang dihasilkan secara otomatis meliputi:
- Teks yang diterjemahkan oleh alat otomatis tanpa tinjauan atau kurasi manusia sebelum dipublikasikan
- Teks yang dihasilkan melalui proses otomatis, seperti rantai Markov
- Teks yang dihasilkan menggunakan teknik sinonimisasi atau pengaburan otomatis
- Teks yang dihasilkan dari scraping feed Atom/RSS atau hasil pencarian
- Menggabungkan atau mengkombinasikan konten dari berbagai halaman web tanpa menambahkan nilai yang cukup
Dari penjelasan di atas, pernahkah Anda memikirkan bahwa konten yang dibuat secara otomatis ini hampir sama dengan kasus artikel yang telah dihapus tetapi URL-nya masih muncul di Google? Jika demikian, ada 2 hal yang akan terjadi pada situs tersebut;
- Akan diarahkan ke halaman 404 Page Not Found (jika tersedia), dan
- Dialihkan ke halaman utama blog.
Isi Konten Otomatis - Strategi Curang SEO Hitam
Isi Konten Otomatis (ICO) adalah bagian dari strategi dan teknik Curang SEO Hitam, sebuah jenis optimasi SEO yang tidak diperbolehkan digunakan oleh siapa pun. Jika teknik-teknik negatif ini terus dilakukan, maka situs web tersebut akan menghadapi dua konsekuensi;
- Situs akan dikenai hukuman langsung dari Google, atau
- Situs akan dihapus oleh Google tanpa ampun.
Memang, terlihat menggiurkan jika melihatnya secara detail. Trafiknya pun sangat besar, seperti halnya teknik Jingling yang pernah saya bahas sebelumnya. Namun, bagi para blogger pemula yang tertarik untuk mengikuti seminar atau workshop tentang SEO dan Google AdSense, perlu waspada karena biasanya teknik SEO terlarang ini diselipkan dalam materi seminar tersebut.
Sayangnya... jika teknik ini tetap dipaksakan; baik itu Jingling atau Isi Konten Otomatis (ICO), maka situs yang menggunakannya akan diblokir oleh Google. Bahkan, akun Google AdSense juga akan ikut terkena dampaknya.
Apakah blog bisa diblokir oleh Google karena menggunakan konten yang dihasilkan secara otomatis (AGC)? Menurut Search Engine Watch, Google akan mengambil tindakan tegas terhadap situs yang terbukti menggunakan AGC. Meskipun kehilangan situs mungkin bukan masalah besar, namun kehilangan akun Google AdSense juga merupakan hal yang disayangkan. Jadi, apakah lebih baik memilih jalur yang aman atau mengambil risiko dengan strategi negatif, teman-teman?
Cara Melaporkan Blog AGC ke Google
Bagi yang merasa tertipu, pastinya akan merasa kesal. Untungnya, Google telah mengantisipasi hal tersebut dengan menyediakan halaman khusus untuk melaporkan situs yang menggunakan teknik Auto Generated Content (AGC). Kamu bisa mengaksesnya di Google Webspam.
Di sana, terdapat banyak opsi laporan yang bisa digunakan sebagai dasar untuk melaporkan, mulai dari indikasi jual-beli link, konten yang tidak pantas, website yang terinfeksi malware, pelanggaran terhadap produk Google, masalah hak cipta (baik personal maupun pribadi), halaman phising, dan cuplikan kaya (rich snippets).
Ikuti saja langkah-langkah yang sudah diberikan untuk melaporkan situs yang dicurigai.
Proses pembuatan blog/situs Auto Generated Content (AGC) memang memerlukan waktu yang bervariasi, bisa sehari atau bahkan berhari-hari. Saya sendiri belum pernah mencoba melaporkan hal semacam itu sebelumnya.
Saya telah mencari informasi melalui pencarian Google dan blogwalking di berbagai forum Blogging, terutama di situs Ads.ID. Namun, kebanyakan teknik yang saya temui menggunakan layanan dan jasa berbayar, bukan gratis. Jika Anda ingin menggunakan teknik tersebut, Anda harus membayar kepada penyedia layanan AGC.
Satu hal yang pasti, proses ini cukup rumit jika diterapkan pada situs Blogger (Blogspot). Namun, bagi pengguna WordPress, teknik ini terbilang lebih mudah. Pluginnya dapat diunduh secara gratis!
Perbedaan antara AGC Blog dan Auto-Blog sangat signifikan. AGC cenderung memanipulasi kata kunci pencarian, sementara Auto-Blog mengambil artikel dari situs lain menggunakan celah RSS Feed. Dengan memanfaatkan celah RSS Feed, situs yang ditargetkan akan secara otomatis memposting artikel terbaru dari situs lain yang mereka incar. Semua konten yang disalin, mulai dari gambar, tata letak, teks, hingga video, benar-benar identik dengan aslinya. Teknik Auto-Blog ini melanggar aturan karena menggunakan konten orang lain tanpa izin. Semoga penjelasan ini bermanfaat untuk memahami perbedaan antara AGC dan Auto-Blog.
Belum ada Komentar untuk "Praktik membuat konten secara otomatis menggunakan program atau kode"
Posting Komentar